CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 20 April 2014

BOOK REVIEW : DIARY Si Bocah Tengil #3



Judul                           : Diary Si Bocah Tengil #3 ( Usaha
                                    Terakhir )

Penulis                         : Jeff Kinney

Penerbit                       : Penerbit Atria

Tahun terbit                 : Juli 2010 - Cetakan IV

Jumlah halaman           : 218 halaman

Kategori                      : Novel Kartun


      Frank Heffley menginginkan anaknya, Rodrick dan Greg menjadi laki-laki yang tegar. Segala upaya dilakukan oleh Frank untuk mengubah anaknya. Ia memaksa Rodrick untuk ikut les persiapan SAT dan menyuruh Greg bergabung dengan liga sepak bola, Rec League.

            Hanya saja Greg tahu diri ia tidak akan pernah mengubah sikapnya yang tengil dan gampang menyerah. 


“Nah, masalahnya, tak mudah bagiku memikirkan cara untuk memperbaiki diri, karena aku merupakan salah satu dari orang-orang paling baik yang kukenal.”



        Holly Elizabeth Hills salah satu perempuan cantik di sekolah menarik hati Greg. Greg melakukan banyak usaha untuk bisa ada di dekat Holly. Namun permasalahan hati itu hilang saat Holly mengucakan tiga kata yang mengubah segalanya. Greg menyerah dan rela menuruti apa saja kemauan Dad, termasuk rencana Dad untuk mengantarnya ke Spag Union yang menjamin bisa membuat dirinya berubah. Ia sudah pasrah pada hidupnya. Namun akhirnya, keberuntungan berpihak pada Greg.
           
            Jeff Kinney memang pandai membuat cerita yang sederhana plus menghibur pembacanya. Namun, sangat disayangkan karna didalam novel ini masih banyak kata-kata kasar seperti *ungu, **lol dan sebagainya. Padahal Diary of a Wimpy Kid  merupakan buku berseri yang mendominasi pasaran buku anak-anak disana. Ada juga gambar komik dengan adegan yang sama sekali ngga pantas untuk ada di buku anak-anak. Jadi, saya rasa novel komik ini dianjurkan untuk dibaca oleh remaja menuju dewasa, bukan anak-anak.


            Setelah menonton filmnya lalu membaca novelnya, ternyata terdapat cukup banyak perbedaan jalan cerita. Ada beberapa bagian yang ada dalam novel tetapi tidak ada dalam filmnya. Untuk seri yang ketiga ini, saya lebih suka pada novelnya. 


Resensi ini untuk teman (semoga kita masih berteman) paling jahil se-dunia!





BOOK REVIEW : DIARY Si Bocah Tengil



Judul                           : Diary Si Bocah Tengil #1 (
                                    Diterjemahkan dari Diary of a Wimpy
                                     Kid
)
Penulis                         : Jeff Kinney
Penerbit                       : Penerbit Atria
Tahun terbit                  : Juni 2009 - Cetakan II
Jumlah halaman            : 218 halaman
Kategori                      : Novel Kartun

Saya sebut ini PENDAHULUAN :)
Halooooo...
Setelah sekian lama, akhirnya rindu dan tergerak juga untuk nulis lagi di blog ini. Adakah yang rindu sama tulisan saya?

  *Krikk..
 

            Baiklah, saya akan mengawali tulisan terbaru di tahun ini dengan membuat resensi *yaah lagi-lagi resensi* dari novel kartun berjudul DIARY Si Bocah Tengil karya Jeff Kinney, penulis yang merangkap sebagai pencipta dan desainer permainan online asal Washington D. C. yang kini menetap di Massachusetts *semoga ejaannya ngga salah.


            Sebenarnya resensi ini tergolong resensi yang ketinggalan zaman, bukan? Kenapa? Kalian pernah lihat cover novel-novel ini ngga sebelumnya?


           
                Diary si Bocah Tengil #1 emang udah bertengger di toko buku dan taman bacaan sejak saya masih berseragam putih biru sampai saat ini. Ya, empat atau lima tahun yang lalu. Entah kenapa saya ngga begitu tertarik untuk membacanya. Sampai akhirnya keadaan berbalik setelah salah satu teman saya dua bulan yang lalu (semoga kita masih teman ya, d) menyuruh untuk nonton film yang diadaptasi dari novel ini dengan cara meyakinkan yang seperti ini..

            “Naan! Harus ditonton! Ceweknya cantik, asli!”

            Yah, asal kalian tau, dia memang laki-laki jadi wajar antusias sama yang namanya cewek cantik. Nah saya kan perempuan. Jadi, apa menurut kalian saya tertarik? -_-
            Tapi saya akhirnya mengiyakan dan baru menontonnya H-1 UAS bulan Maret lalu. Singkat cerita, saya suka dengan filmnya karna sangat unik dan saya penasaran sama novelnya. Sampai saat ini, saya baru membaca seri 1 dan 3 novel komik karya Jeff Kinney ini dan baru menonton seri 2 dan 3 dari total enam seri yang sudah ada.



            GREG HEFFLEY’s JOURNAL

            Jurnal, bukan diary. Ya novel komik ini berisi jurnal milik Greg, tokoh utama yang memiliki sifat egois. Jeff membuat novel ini seolah Greg benar-benar nyata, menulis jurnal dengan tulisan tangannya yang khas serta gambar-gambar kartun tentang peristiwa yang dialaminya sehari-hari, lalu membagikan jurnalnya ini kepada para pembaca.
            Dalam novel Diary of a Wimpy Kid yang kesatu ini, tokoh Greg langsung berbagi alasan mengapa ia tak ingin menyebutnya diary dan mengapa ia setuju dengan gagasan Mom untuk menulis sebuah jurnal. Greg juga memperkenalkan teman-teman sekolah dan keluarganya lewat serangkaian kejadian unik. Mulai dari terjebak bersama segerombolan orang aneh di sekolah menengah pertama, membuat Rumah Hantu dengan hiu hidup di ruang bawah tanah bersama Rowley, dikerjai Rodrick (kakak Greg), mengerjai Manny (adik Greg), berpasangan dengan Fregley dalam tim gulat dan masih banyak lagi.

           
Sentuhan Keju
            Sentuhan keju adalah topik yang juga dibicarakan di awal kumpulan cerita Greg, lalu hilang dan menjadi bahan ceritaan lagi di akhir novel ini. Pada halaman pertama, pembaca disuguhi gambar kartun seperti ini..


            Nah itulah yang menjadi asal muasal sentuhan keju dibicarakan. Sepertinya Jeff menarik rasa penasaran para pembaca novel ini lewat gambar pada halaman pertama yang ternyata berhubungan dengan “ Sentuhan Keju “. Gagasan-gagasan unik Jeff terlihat pada bagian ini.

            Intinya, novel ini tak kalah menarik dari filmnya (saya mengatakan ini kerena saya menonton film adaptasinya lebih dulu). Novel ini bisa jadi tahap awal untuk suka membaca lagi. Jujur saja, saya jadi malas membaca akhir-akhir ini. Jadi saya mulai dari bacaan yang ringan. Novel komik ini benar-benar bacaan yang ringan juga menghibur, jauh dari novel biasa yang rangkaian katanya bisa dikatakan “berat”. 218 halaman tulisan dengan gambar komik tidak akan membosankan! 



Note : Sebaiknya baca novelnya terlebih dahulu lalu menonton film adaptasinya.
           Karna rasanya kurang asik kalau kita sudah tahu gambar kartun sesederhana
           tokoh Greg ternyata diperankan oleh
Zachary Gordon hehe.

Resensi ini untuk teman (semoga kita masih berteman) paling jahil se-dunia!