CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 12 Agustus 2014

Resensi Novel: Ada Surga di Rumahmu

 Judul                    : Ada Surga di Rumahmu
Penulis                 : Oka Aurora
Penerbit               : Nourabooks
Tahun terbit         : Juni 2014
Jumlah halaman  : 232 halaman
Kategori               : Novel Islam
ISBN                     : 978-602-1306-37-6

     Sebenarnya kunci dibalik kesuksesan seorang anak adalah peran orang tua. Entah itu ridha, doa, materi, dukungan atau didikan. Setelah tujuh belas tahun lebih hidup di wahana yang sementara (dunia) ini, saya sudah menemukan banyak sekali orang-orang berhasil, dengan membaca biografi atau bahkan bertemu dan mengenalnya langsung. Memang rata-rata selain punya otak dan sikap yang hebat, mereka juga punya orang tua yang “ hebat”.

     Jadi apalah artinya punya kemauan, kerja keras dan otak kalau kita ngga punya orang tua yang hebat. Ya minimal kita punya ridha dan doa dari mereka. Inget kan sama kalimat “Ridha Allah, ridha orang tua” ? Jadi, kalau orang tua sudah ridha, Insya Allah, Allah kan ridha jua J  Tapi bukan berarti kita ngga perlu yang namanya berjuang kalau sudah punya ridha dari orang tua. Allah aja sudah jelas menyatakan lewat satu ayat-Nya: "Dan bahwasanya, seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya". Nah intinya kalau punya kemauan, kita perlu punya usaha yang hebat plus orang tua yang hebat, bukannya ngeyel dan tetap menjalankan misi hebat padahal orang tua ngga ridha *nyentil diri sendiri.

     Sedikit pendahuluan di atas dapat kita temukan dalam novel islami berjudul “Ada Surga di Rumahmu”. Novel yang terinspirasi dari kisah Ustadz Ahmad Al-Habsyi ini menggarisbesarkan hubungan anak dan orangtuanya.



     Ramadhan, anak kedua dari Buya Karim dan Umi Humairra menjadi tokoh utama dalam novel ini. Baginya, Umi dan Abuya serta keenam saudaranya adalah surga untuknya. Sejak kecil ia hidup dalam kesusahan, karena itulah ia ingin menjadi orang berhasil nan sukses agar surganya bisa hidup dalam kebahagiaan dan tidak diinjak-injak orang lagi.

     Perjalanannya untuk bisa menjadi orang yang hebat tidaklah mudah, banyak rintangan yang harus ia lewati, termasuk hinaan dari banyak kalangan. Ia juga harus meneruskan perjuangan dakwah Buya Athar-ulama besar Palembang- untuk membayar jihad yang dilakukan Ayahnya. Bagi yang terlebih dahulu membaca sinopsis yang ada di belakang novel pasti berhasil dibuat penasaran oleh penulis  soal jihad apa yang telah dilakukan oleh Ayah Ramadhan, karena ini adalah satu bagian penting dari novel ini.

fifty-fifty
     Dalam novel ini penulis berhasil menciptakan rasa haru dan menyelipkan pesan pada masing-masing bab. Tapi bagi saya, bab “Fifty-fifty”-lah yang paling mengharukanJ Penulis dengan lihai menciptakan tokoh Ramadhan yang bisa menjadi teladan bagi para pembaca. Ramadhan yang selalu memuliakan orang tuanya, Ramadhan yang tak pernah berhitung untuk Umi dan Abuya-nya.

   

     Pada beberapa bab, penulis mengemas cerita dengan menggabungkan kisah Ramadhan di masa kecil dan saat dewasa, jadi bisa dibilang novel ini menggunakan alur campuran. Mungkin akan sedikit membingungkan pada awalnya. Secara keseluruhan, novel ini benar-benar menginspirasi saya dan mungkin pembaca lainnya untuk lebih menghormati dan mencapai surga yang paling dekat, sangat dekat karena bisa kita temukan di rumah. Surga yang saya panggil mama dan papa.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tak lupa
Terima kasih banyak untuk kado indah ini, Luthfi Khaerul Azhari