Judul : SHERLOCK HOLMES : Penelusuran
Benang Merah
Benang Merah
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Penerjemah : Sendra B. Tanuwidjaja
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2012 ( November-cetakan keempat )
Harga : Rp. 35.000
ISBN
: 978-979-22-9012-7
Jumlah halaman : 216 halaman
Kategori : Novel Terjemahan
Sinopsis...............................................................................................
Penelusuran
Benang Merah
merupakan buku pertama dalam seri Sherlock Holmes dan mengisahkan perkenalan
Dr. Watson dengan sang detektif. Dr. Watson yang ketika itu belum mengetahui
profesi Holmes, pada awalnya dibuat bingung oleh keeksentrikan pria itu serta
kemampuannya yang unik. Holmes sangat pandai dalam ilmu deduksi dan mampu
menebak keadaan seseorang hanya dalam sekali pandang. Tamu-tamu yang
mengunjungi di rumah sewaan mereka di Baker Street, berasal dari berbagai kelas
sosial mulai dari bangsawan sampai portir. Holmes mahir bermain bola, tapi
lebih sering menggeseknya secara sembarang. Ia bisa tampak sangat bersemangat,
namun di lain waktu termenung-menung dengan pandangan kosong seperti orang
kecanduan narkotika.
Dr. Watson baru memahami teman barunya itu ketika ia mengetahui profesi Holmes dan mendapat kesempatan untuk menyaksikan sang detektif bekerja, menelusuri benang merah pembunuhan yang terjadi di jantung kota London
Dr. Watson baru memahami teman barunya itu ketika ia mengetahui profesi Holmes dan mendapat kesempatan untuk menyaksikan sang detektif bekerja, menelusuri benang merah pembunuhan yang terjadi di jantung kota London
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Berhubung ini novel detektif, kasus yang ada di
dalamnya menggunakan langkah demi langkah yang tidak boleh dilewatkan dan tentunya
masuk akal. Novel ini mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam untuk
memahami apa yang disampaikan penulis melalui Catatan Harian Dr. John Watson.
Setelah lulus dan mendapat gelar dokter umum dari Universitas London, Dr. Watson mengabdi menjadi asisten ahli bedah yang akhirnya mengantarkan
dirinya ke resimen Berkshires yang pada saat itu sedang terjadi perang Afghanistan kedua dan pertempuran fatal di
Maiwand. Kesialan menerpa Watson. Ia tertembak dan berbulan-bulan berada dalam
keadaan kritis. Setelah sembilan bulan pulih, ia pergi ke London, bertemu Stamford dan mencari tempat tinggal.
Stamford-lah yang menemukan Watson dengan Sherlock Holmes. Watson tertarik karena
Sherlock Holmes membutuhkan teman untuk berbagi biaya sewa apartemen yang
nyaman. Tanpa menghiraukan keanehan Sherlock Holmes yang diceritakan Stamford.
Benar saja, saat berjabat tangan untuk
pertama kalinya, Watson dibuat terkejut oleh Sherlock Holmes yang mengetahui
dirinya baru datang dari Afghanistan. Menariknya lagi, saat itu Sherlock baru
saja menemukan reagen yang dapat memastikan apakah sebuah noda itu berasal dari
darah atau bukan. Watson tertarik dengan kepribadian Sherlock Holmes yang
misterius.
“Objek
yang paling tepat dalam studi kemanusiaan adalah manusia itu sendiri “ (hlm.20)
Holmes mendapat surat dari detektif Tobias Gregson, untuk menyampaikan
pendapatnya mengenai kasus penemuan mayat seorang pria yang diduga bernama Enoch J. Drebber. Kasus ini
mempertemukan Holmes dengan detektif yang diakui cerdas, Gregson dan Lestrade. Sejak pembahasan kasus dimulai, saya sudah
mengira bahwa Sherlock Holmes yang paling cerdas karena memiliki kemampuan pada
ilmu deduksi.
Di tengah cerita, Gregson telah mengaku sudah
menemukan pembunuhnya dan menilai Lestrade salah kaprah karena mengincar Stangerson, sekretaris Drebber sebagai
pembunuhnya. Tak lama setelah Gregson menyombongkan penemuannya kepada Holmes, Lestrade
datang dengan menyerah karena orang yang diincarnya ditemukan tewas di Halliday’s
Private Hotel oleh dirinya sendiri.
Sherlock tiba-tiba membawa koper pertanda
akan pergi setelah melihat salah satu dari kedua detektif telah menemukan
pembunuhnya. Karena bingung, Watson, Gregson dan Lestrade mengikuti Sherlock
yang sudah keluar rumah dan menghampiri kereta kuda yang sudah menunggu.
Sherlock meminta sang kusir untuk mengikat kopernya. Dengan siap sang kusir
mengulurkan tangan hendak membantu dan terdengar bunyi ceklikan, denting logam
dan Holmes tiba-tiba melompat.
“ Tuan-tuan. Perkenalkan.. inilah Mr. Jefferson Hope, pembunuh Enoch
Drebber dan Joseph Stangerson!! ”
Dugaan saya benar, orang
yang ditemukan Holmes memang benar pembunuhnya. Hope mengaku membunuh keduanya karena
alasan dimasa lalu. Hope akhirnya tewas dengan wajah tersenyum sebelum masuk
pengadilan. Apa alasan Hope? Mengapa pembunuh yang kejam tewas tersenyum
seolah-olah hidupnya penuh dengan kebaikan? Silahkan menjadi pembaca yang
penasaran^^
--------------------------------------------------------
Ini merupakan novel
detektif pertama yang saya baca, kasus yang ada di dalamnya menggunakan langkah
demi langkah yang tidak boleh dilewatkan dan tentunya masuk akal. Novel ini mengajak
pembaca untuk berpikir lebih dalam untuk memahami apa yang disampaikan penulis
melalui Catatan Harian Dr. John Watson.
Sangat menarik dan membuat para pembaca penasaran dengan halaman-halaman
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar