Penulis : Silvia Iskandar
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : 2012
Harga : Rp. 42.000
Jumlah halaman : 246 halaman
Naru
you ni naru no desu. Yang akan terjadi, terjadilah.
Erik.
Lily. Sigit.
Sama-sama berasal dari Indonesia. Sama-sama menapakkan kaki di Jepang karena beasiswa. Mereka bertiga awalnya memiliki satu tujuan, yaitu menggapai cita-cita. Selama menjalani kehidupan di negeri sakura, satu tujuan itu bercabang. Secara tidak direncanakan mereka juga menggapai cinta.
Sama-sama berasal dari Indonesia. Sama-sama menapakkan kaki di Jepang karena beasiswa. Mereka bertiga awalnya memiliki satu tujuan, yaitu menggapai cita-cita. Selama menjalani kehidupan di negeri sakura, satu tujuan itu bercabang. Secara tidak direncanakan mereka juga menggapai cinta.
Lily, supel dan memiliki kepribadian yang
menarik. Hal itu membuat Ali, kakak
kelas yang baru saja mengenalnya dalam beberapa hari mulai menyukai dan berani mengungkapkan
perasaannya. Namun perasaan Lily bertolak belakang karena adanya perbedaan
keyakinan dan suku. Mereka berbeda.
Erik yang juga diam-diam menyukai Lily
merasa senang karena Ali bukan saingannya lagi. Kesempatan untuk memiliki Lily
akhirnya tercapai. Lily pun tidak menolak karena dirinya dan Erik memiliki
kepercayaan yang sama.
Perjalanan cinta yang dijalani Lily dan
Erik ternyata tidak berakhir menyenangkan seperti apa yang awalnya sudah saya
bayangkan. Keduanya akhirnya berpisah karena mereka sebenarnya berbeda suku.
Lily yang terlahir dari suku batak jelas berbeda dengan Erik yang merupakan
turunan Cina. Keluarga Lily tidak mengizinkan anak perempuannya berhubungan
dengan laki-laki yang bukan berasal dari suku batak. Akhirnya Lily menjauh dan
memutuskan kuliah di Handai (
singkatan dari Osaka Daigaku-universitas negeri di Osaka ).
Lily
baru menyadari betapa besarnya perbedaan di antara mereka. Apa yang membuatnya
selama ini bersikap optimis? Perasaan suka hanyalah satu sisi dari rubrik
cinta. Untuk membuatnya sempurna, ada sisi-sisi lain yang harus diseragamkan.
Ia tidak yakin bisa melakukannya (hlm. 117)
Sigit yang memiliki impian menjadi
mahasiswa di jurusan Teknik Elektro Toudai
(salah satu univ ternama di Jepang) akhirnya gagal karena waktu belajarnya
tersita oleh Keiko, gadis Jepang yang memiliki sifat egois dan menghalangi
Sigit untuk menggapai cintanya, Azizah. Kegagalannya juga dilatar belakangi
oleh Sammy, teman baik Lily yang merebut kesempatan satu-satunya untuk menjadi
mahasiswa Toudai.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Secara keseluruhan,
novel ini menggambarkan bagaimana masing-masing tokoh menyikapi permasalahannya
dengan sifat yang berbeda-beda. Yang paling menarik adalah bagaimana semangat
Sigit dan Sammy saat bersaing untuk menjadi mahasiswa Toudai.
We’re
still young! Ada begitu banyak kesempatan belajar dihadapan kita, kesempatan
untuk mencicipi dunia, merasakannya dan memilkinya! Semua menunggu untuk kita
raih –Sammy (hlm. 219)
Ilmuwan
itu adalah orang yang tidak pernah berhenti bermimpi. Yang membedakan mereka
dengan orang biasa adalah karena mereka tidak membiarkan mimpinya berakhir sebagai
mimpi saja, tapi bekerja keras untuk mewujudkannya jadi kenyataan – Ishikawa
Sensei (hlm. 108)
Sayangnya, akhir cerita yang terkesan
terburu-buru membuat kekuatan cerita menjadi berkurang. Cerita pun terkesan
menggantung dan membuat pembaca (saya) bertanya-tanya bagaimana kehidupan Lily
dan Erik selanjutnya. Sepertinya menarik jika ada Sakura Wonder II :D
Menariknya penulis menyertakan beberapa
percakapan yang menggunakan bahasa Jepang. Selain itu novel ini juga membahas
beberapa kebudayaan dan kehidupan di Jepang. Selain menjadi bahan bacaan, novel
ini juga menambah pengetahuan seputar Jepang.
review ini diikutkan dalam "2012 End of Year BookContest" yang diselenggarakan oleh blog "Kumpulan Sinopsis Dari Okeyzz"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar